Rabu, 04 Juni 2008
Bedol Blog
www. harimanbahtiar.blogspot.com
Senin, 02 Juni 2008
Goes to Bukit Palasari
Kurang lebih 30 menit kami terguncang di atas 2 buah truck menunju Desa Palintang. Kali ini kami berkekuatan 20 sepeda dengan 1 orang cycist-wati diantaranya. Perjalanan ke atas cukup melelahkan juga, gancangan truck yang melintas di atas jalan berbatu membuat kami harus berhati-hati memegang erat bak truck sambil tetap memasang kuda-kuda agar tidak jatuh menimpa ‘kumpulan’ sepeda yang disusun rapi di depan kami, nggak lucu juga
Akhirnya kami sampai juga di lokasi start, sebuah mushalla di Desa Palintang. Setelah unloading dan re-checking kondisi sepeda kami istirahat sejenak untuk mengkondisikan kembali kondisi isi perut yang mungkin sudah tidak beraturan akibat gucangan di atas truck.
Setelah briefing singkat dari ketua rombongan, Om Tiyo, mengenai deskripsi track yang akan dilalui serta safety riding selama perjalan dan tak lupa do’a bersama dengan dipimpin Pak Haji Yushar, kami pun memulai perjalanan. Waktu menunjukkan pukul 09.30.
Track awal dimulai dengan tanjakan ringan yang cukup panjang. Namun begitu bagi kami pada umumnya yang masih perawan cukup berat juga, jurus TTb (Tuntun Bike) akhirnya kita pakai juga.mengembalikan tenaga. Dengan cuaca yang cukup panas membuat korban pertama pun jatuh, dari rombongan belakang ada kabar, ‘Mr. Mudi ongkek. Kami pun berhenti sejenak untuk mengembalikan tenaga.
Di sini ekspresi narsis pertama di mulai, berikut beberapa hasil jepretannnya :
“Ayo sedelnya diturunkan” aba-aba dari om Tiyo ini yang membuat kami cukup girang, artinya track selanjutnya pasti turunan, ini yang saya suka…..!!!
Benar saja, dengan menembus jalan setapak di antara semak belukar aksi kebut-kebutan layaknya film
Waktu menujukkan pukul 11.41, time to lunch. Di tengah rimbunnya pohon nasi pepipela nikmat sekali menjadi menu siang kami saat itu. Beberapa dari kami pun meninggalkan jejak urine.
Perjalanan pun berlanjut, masih di hutan pinus dan sekarang giliran Mas Hilman yang terjerambab di pemberhentian di tengah rimbunnya pepohonan, tidak parah. Kami rehat kembali unttuk memeriksa kondisi kendaraan, ternyata sedel milik Mas Endro miring, mungkin terlalu berat menanggung beban tubuhnya. Sigap operasi pembedahan dilakukan oleh Om Tiyo.
Track selantutnya kembali kami dihadapkan pada jalan naik ringan dan berbatu, di sini beberapa kali perjalanan kami agak terganggu oleh polusi udara dari motocross yang kebetulan melintas, dan kembali setelah beberapa saat ngaboseh beberapa dari kami mengeluarkan jurus TTb, malu….gak tuh....
Kebetulan jarak kami agak renggang. Sendiri di tengah hutan membuat nyali agak ciut juga, di depan dan di belakang tidak ada penampakan yang menunjukkan tanda-tanda kebersamaan. Wuiiii…
Akhirnya sampai juga kami di puncak bukit, hamparan kebun pertanian dan
Setelah menikmati pemandangan beberapa saat, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi kebun rakyat, track tetap jalan tanan menurun dan kali ini korban yang saya ingat adalah Om Hotman yang ngungseb di kebon kol, menimpa tanaman rakyat…. panik juga dia, merasa bersalah sudah merusak kebun masyarakat. Korban selanjutnya adalah Bu Anne, saya tidak tahu detailnya. Memasuki kebun jagung, Om Tiyo agak kebingungan karena menurutnya suasana alam sudah berubah (hi..hi.gak lucu
Akhirnya kami tiba di sebuah warung, kami istirahat menambah perbekalan dan rehat untuk shalat, waktu menunjukkan pukul 14.15. Setelah berdikusi, akhirnya kita putuskan untuk mengambil rute jalan beraspal, dan akhirnya kami tiba juga di Cigending, 1 km dari Pasar Ujung Berung dan perjalanan pun berakhir di Masjid Raya Ujung Berung.
Kamis, 29 Mei 2008
Akhirnya datang juga....
"Punten yah, Har, kalo Bapak punya kesalahan, sengaja atau tidak sengaja, mohon dimaafkan," ucapan itu keluar dari mulut senior saya yang hari ini merupakan hari terakhir masuk ke lingkungan kantor, sebagai pekerja.
Terkejut saya mendengarnya. Yang terlintas saat itu dalam pikiran adalah suatu saat momen itu akan tiba, suatu saat nanti saya yang mengucapkan kalimat itu. Entah kapan. Tapi pasti.
Saya pernah mendengar ungkapan bijak, "Jangan tanyakan apa yang kau dapatkan, tapi tanyakanlah apa yang telah kau berikan." Lalu apa yang telah saya berikan? Saya tidak yakin saya telah melakukannya.
Entah bagaima keadaan saya nanti saat mengucapkan kata pisah, namun harapan yang pasti saya dapat tersenyum tanpa sesal. Tanpa pengharapan untuk memutar kembali roda perjalanan waktu, untuk memperbaiki segalanya karena kita tidak akan pernah dapat kembali.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al 'Ashr 1-3)
Bdg, 20080530
Selasa, 27 Mei 2008
Sudah tradisi
. . . .
Satu imel yang siang saya pikir menarik adalah imel dengan lampiran microsoft power point mengenai terbentuknya paradigma.
Menarik, tanpa sadar kita seringkali terjebak pada suatu rutinitas di mana kita tidak mengetahui, mengapa saya harus melakukan hal tersebut. Dan lucunya saat kita coba konfirmasi pada rekan di lingkungan kita, jawaban mereka relatif seragam, "Tos ti baheulana kitu.."
Coba deh kita tanya pada diri kita sendiri, misal, untuk apa kita shalat atau mengapa saat shalat kita membaca do'a iftitah "Allahumma ba'id baini...dst". Jangan-jangan jawaban kita juga sama, "Dulu kita diajarkan seperti itu."
Nah lho..!!
HAR-20080528
Senin, 26 Mei 2008
Tuyul
Semula kejadian tersebut tidak terlalu dipersoalkan sampai akhirnya pada malam terakhir kejadian salah satu anggota rumah melihat "penampakan", anak kecil botak, agak hitam dengan mata berwarna merah yang diyakininya sebagai tuyul.
Secara pribadi saya 100% percaya, terlepas dari itu tuyul atau bukan, yang jelas mahluk gaib itu ada. Titik.
Yang perlu diwaspadai, bagaimana kita menyikapinya, hal-hal semacam itu sangat tipis sekali batasannya, antara yang syirik dan syar'i.
Bukan bermaksud menghakimi, tapi karena keawaman kita terkadang kita sering terkecoh dengan penampilan "ghostbuster" berkedok kiyai. (gimana sih nulisnya). Di saat sang kiyai membacakan ayat suci, dalam benak kita itu pasti syar'i, sesuai dengan tuntunan Ilahi.
Hati-hati sahabat, kemusyrikan saat ini banyak dibalut dalam kopiah agama.
Kamis, 22 Mei 2008
Hitam putih dan BBM
lho kok....
Kening saya sedikit berkerut tatkala mendengar rekan kerja mengatakan hal itu. Sementara banyak sekali elemen mahasiswa dan masyarakat yang mengajukan keberatan dengan kenaikan BBM (premium-red) dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 rekan saya malah bersikap sebaliknya.
Hati-hati saya bertanya, "Pak dasarnya apa? Kok tidak was-was dengan kenaikan harga BBM tersebut?"
Santai beliau menjawab, "Agar semua jelas, hitam atau putih, tidak ada abu-abu."
Semakin lieur saya mendengarnya.
"Mas, kalau harga bensin sebut saja Rp 10.000 coba bayangkan kebutuhan masyarakat dalam hal ini untuk beli bensin, hampir dapat dipastikan daya beli kita akan sangat berkurang sekali dan bahkan tidak mampu. Akibatnya orang-orang yang selama ini 'memaksakan diri' memiliki kendaraan akan berpikir ulang, apakan memang saya ini mampu untuk punya kendaraan? Lebih jauh lagi untuk yang semula 'agak kaya' dengan memfasilitasi seluruh anggota keluarganya dengan kendaraan pun akan melakukan hal yang sama." Saya mulai mengerti ke mana arah ide beliau.
"Pada akhirnya semua akan jelas, mana yang benar-benar banyak uang yang dan mana yang kekurangan uang, yang banyak uang akan tetap eksis bekendaraan dan yang kekurangan uang akan menggunakan transportasi umum untuk mobilitasnya atau mungkin sekali malah bersepeda seperti dahulu."
He..he..idenya boleh juga pikir saya, jalan raya menjadi kosong dan hobby baru bersepeda ke kantor atau kata tetangga Bike to Work akan menjadi lebih nyaman lagi.
Pasteur, 20080523
Teknologi telekomunikasi menentukan peradaban suatu bangsa
Arkeolog Mexico melaporkan, bahwa mereka melakukan penggalian diantara reruntuhan peradaban Aztec. Setelah melakukan penggalian sedalam 300m mereka menemukan kotak surat. Dapat diambil kesimpulan bahwa 500 tahun yang lalu, suku Aztec sudah mengenal surat menyurat dalam berkomunikasi.
Mesir :
Ahli purbakala Mesir yang telah melakukan penggalian disebelah patung spinx menemukan kabel telepon pada kedalaman 200m. Bangsa Mesir mengklaim mereka sudah mengenal telepon sejak jaman King Tut.
China :
Setelah melakukan penelitian diantara patung Teracota, ditemukan serat kaca.
Bangsa China mengklaim peradaban mereka lebih maju dari bangsa mesir, karena sudah mengenal fiber optic sejak dinasti Ming.
Indonesia :
Dinas purbakala Pemda Magelang yang melakukan penggalian disamping candi Borobudur sampai kedalaman 100 meter tidak menemukan apa-apa. Dilanjutkan sampai kedalaman 500meter lalu 1000meter. Meraka tetap tidak menemukan sesuatu selain tanah dan batu.
Kemudian mereka mengambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia ternyata paling maju dari bangsa-bangsa di dunia. Sejak jaman dinasti Syailendra bangsa kita sudah menggunakan teknologi wireless.
Hanya untuk santai, jangan terlalu serius (diambil dari humor salah satu radio swasta di Jakarta)